Per4an | Media Online Informasi Perjalanan

https://www.per4an.com | CCTV Online Lalu Lintas, Info Mudik, Tips & Trick Perjalanan, Radar Pesawat Terbang & Kapal Laut, Agen Bus

Standard Operating Procedure SOP Safety Convoy dan Touring

8 min read
Standard Operating Procedure SOP Safety Convoy dan Touring
  1. TUJUAN

Menjamin agar perjalanan mengendarai sepeda motor secara bersama – sama, dapat berlangsung dengan selamat, tertib, dan aman.

  1. RUANG LINGKUP

Prosedur ini berlaku untuk semua anggota TC125 Bali Chapter yang melakukan perjalanan bersama dengan jumlah sepeda motor minimal 10 ( Sepuluh ) unit dalam 1 group.

  1. DEFINISI

Yang dimaksud dengan :

1.1 Kapten adalah pengendara sepeda motor yang memimpin perjalanan touring.

2.2 Vorijder adalah pengendara sepeda motor yang memimpin barisan konvoi.

3.3 Safety Officer adalah peserta touring yang ditunjuk oleh kapten untuk mengamankan jalur atau jalan yang akan dilalui oleh peserta konvoi

4.4 Sweaper adalah peserta touring yang ditunjuk, untuk mengawasi dan mengamankan posisi peserta touring selama perjalanan.

5.5 Technical Officer adalah peserta touring yang di tunjuk oleh kapten sebagai petugas yang mengkoordinir bantuan teknis terhadap kerusakan teknis kendaraan peserta touring.

6.6 Formasi adalah bentuk susunan pengendara sepeda motor dalam barisan selama perjalanan touring.

  1. KETENTUAN UMUM

1.1 Setiap pelaksanaan touring harus dipimpin oleh seorang kapten dan setidak tidaknya dibantu oleh 1 (satu) orangVorijder, 2 (dua) orang Safety Officer, 2 orang Sweaper, 1 orang Technical Officer.

2.2 Kapten adalah pimpinan tertinggi dalam satu group pengendara sepeda motor yang melaksanakan touring.

3.3 Semua peserta touring tanpa terkecuali harus mentaati etika touring sebagai berikut:

  • Datang dan berangkat tepat pada waktu yang telah ditentukan.
  • Mematuhi peraturan lalu lintas (dilarang keras menerobos lampu merah berhenti sembarangan, dll.)
  • Dilarang keras mengintimidasi pengguna jalan lain (memukul, menendang, melukai, meludahi, atau bentuk2 arogansi lainnya)
  • Tidak saling mendahului atau berebut jalan.
  • Tida melakukan manuver2 atau atraksi2 berbahaya saat touring berlangsung ( lepas tangan, angkat ban, zig –zag, memainkan kenalpot berlebihan, dan aksi2 yang lainnya yang bisa membahayakan pengguna jalan lain dan anggota TC 125)
  • Memberikan kesempatan kepada pengendara lain yang secara terpaksa karena kondisi lalu lintas harus masuk dalam barisan konvoi.
  • Tidak menggunakan Sirine dan Klakson secara berlebihan terutama pada saat kondisi macet, kecuali untuk kondisi Emergency. ( Sirine boleh di gunakan, jika menggunakan pengawalan Kepolisian, Surat Kepolisian, Menyalip Truck dan sejenisnya, Memberikan isyarat Touring dimulai atau memang dalam keadaan darurat.)
  • Memberikan salam penghormatan dangan mengancungkan ibu jari kanan atau kiri atau membunyikan klakson 1 kali kepada polisi yang berugas di jalanan.
  • Kecepatan berkendara disesuaikan dengan kondisi jalan ( batas maksimal 80 Kpj, untuk luar kota, dalam kota 60 Kpj.)
  • Konvoi selalu diusahakan berada di jalur Kiri.( Dalamkondisi – kondisi tertentu, boleh menggunakan jalur kanan, dengan memperhatikan kondisi sekitarnya )
  • Memberikan isyarat Sopan saat meminta jalan kepada pengguna jalanlainnya, dan mengucapkan terima kasih dengan mengacungkan Ibu jari kanan atau kiri.
  • Waspada dan tetap konsentrasi selama berkendara.
  • Tidak Egois, pemaaf dan empaty ( mengalah ) terhadap pengendara lain ( pengguna jalan )
  • Selalu menerapkan tata cara berkendara yang aman dan benar.
  • Dapat mempertahankan suasana hati yang Positif
  • Selalu tenang dan tidak terpengaruh atas Provokasi dari pengendara lain.
  • Dapat mengontrol Emosi yang berubah ubah.

4.4 Semua peserta touring tanpa terkecuali harus melengkapi kendaraannya minimal dengan kondisi sebagai berikut :

  • Kaca Spion harus lengkap serta berfungsi dengan baik.
  • Seluruh lampu harus berfungsi dengan baik, Ban kendaraan dalam kondisi layak jalan.
  • Rem depan dan belakang berfungsi dengan baik.
  • Klakson dan Reting ( kanan dan kiri ) berfungsi dengan baik.
  • Memiliki dan membawa surat2 kendaraan serta pengenal diri ( STNK, SIM C, KTP )
  • Tools Kit standard tersedia.
  • Oli, Minyak Rem, Kampas Rem, dalam kondisi layak pakai.
  • Bahan Bakar Full.
Baca Juga :   Cara Membaca Spesifikasi Pada Ban Motor

4.5 Semua peserta touring tanpa terkecuali harus dalam Kondisi Prima, tidak dalam pengaruh Obat2an dan Alkohol, Serta melengkapi diri minimal dengan kondisi sebagai berikut:

  • Menggunakan Helm Full Face atau Half Face, dengan kondisi yang layak pakai. ( Dilarang menggunakan Helm Topi atau Cetok, atau tidak menggunakan helm sama sekali.)
  • Menggunakan sarung tangan.
  • Menggunakan sepatu
  • Memakai Body Protector, minimal Jaket tebal.
  • Membawa Jas Hujan.
  • Membawa perlengkapan P3K dan Obat2 kesehatan untuk keperluan Pribadi.

4.6 Perlengkapan standard petugas touring adalah :

  • Rompi Spotlights ( Warna Cerah atau memantul )
  • Sirine atau Klakson khusus.
  • Lampu rotator Warna kuning. ( Jika ada )
  • Strobo
  • RF Communicator
  • Safety Flash Light

4.7 Urutan penempatan peserta Touring didalam Formasi didasarkan pada tingkat pengalaman mengikuti Touring, yang belum berpengalaman harus di tempatkan sedekat mungkin dengan Vorijder, demikian seterusnya.

  1. TANGGUNG JAWAB DAN WEWENANG

5.1 KAPTEN

  • Membawahi Vorijder, Safety Officer, Sweaper danTechnical Officer
  • Bertanggung jawab untuk membawa peserta touring ketujuan dengan selamat dan aman, di Bantu oleh petugas touring.
  • Membatalkan perjalanan atas dasar pertimbangankeselamatan dan keamanan perjalanan.
  • Atas dasar keselamatan dan keamanan, berhak menolak seorang anggota menjadi peserta Touring.
  • Menyusun rencana Route perjalanan, lama perjalanan, menentukan tempat penghentian sementara, peserta touring, petugas touring dan potensi bahaya.
  • Menyampaikan rencana Route perjalanan, lama perjalanan, menentukan tempat penghentian sementara, peserta touring, petugas touring dan potensi bahaya, kepada para peserta Touring.
  • Melaksanakan pemeriksaan kelayakan kondisi kendaraan para peserta Touring.
  • Memberikan isyarat dimulainya Touring.
  • Mengendalikan perjalanan Touring melalui isyarat Radio Komunikasi
  • Menolak hubungan Radio yang di anggap tidak perlu.
  • Memberikan laporan perjalanan touring kepada Ketua TC 125 Bali Chapter.
  • Dapat diwakilkan oleh peserta lain yang di tunjuk oleh kapten. ( Jika dalam kondisi kurang Prima, sakit, dan hal2 yang tidak di inginkan )

5.2 VORIJDER

  • Mengikuti intruksi Kapten.
  • Bertanggung jawab kepada Kapten.
  • Membawahi SafetyOfficer dan Sweaper.
  • Mengatur kecepatan dan arah perjalanan.
  • Mengatur formasi konvoi dengan memberikan isyarat Tangan atau RadioCm.
  • Meminta bantuan Safety Officer untuk melihat dan mengamankan kondisi lalulintas yang akan dilalui.

5.3 SAFETY OFFICER

  • Bertanggung jawab kepada Kapten
  • Memperhatikan kondisi lalu lintas serta kendaraan – kendaraan yanglain dan kemudian memberitahu Kapten, Vooridjer dan peserta Touring melalui Radio atau gerakan tangan tentang kemungkinan yang membahayakan dari bagian depan dan belakang konvoi, seperti misalnya kendaraan yang akan menyerobot jalur peserta konvoi dan truck yang akan menyalip serta bahaya terpaan angin yang di timbulkan.
  • Mengawasi jalur yang menyempit dan masuk ke jalur yang menyempit tersebut untuk ”menutup pintu” bagi kendaraan lain yang akanberbaur ke dalam Formasi.
  • Berganti atau pindah jalur sebelum peserta touring, untuk menyarankan jalur sehingga peserta toring dapat memasuki jalur perjalanan dengan aman.
Baca Juga :   Tips Darurat : Menambal Radiator Bocor Dengan Pisang

5.4 SWEAPER

  • Bertanggung jawab kepada Kapten.
  • Memastikan peserta Touring tetap dalam Formasibarisan Konvoi
  • Mengawasi Formasi dan memberitahu Kapten masalah yang mungkin terjadi pada Konvoi.
  • Mengatur Formasi agar tetap sesuai yang diinginkan Vooridjer
  • Mengatur jarak antar peserta touring, sehingga Formasi touring tetap sebagai satu kesatuan barisan.
  • Memberikan bantuan / tanggapan atas kondisi emergency yang dialami oleh peserta Touring.
  • Mengingatkan peserta Touring bila melakukanpelanggaran Etika selama Touring.
  • Menanggapi tindakan provokatif yang mengganggu peserta Touring dari kendaraan lain, dan melaporkan setiap perkembangan situasinya kepada Kapten melalui radio atau aba2 tangan.

5.5 TECHNICAL OFFICER

  • Bertanggung jawab kepada Kapten.
  • Mengkoordinir tersedianya bantuan teknis, baik berupa spare part maupun tenaga trampil.
  • Memberikan bantuan teknis terhadap terhadap kerusakanteknis yang di alami peserta touring, dan memberikan saran kepada Kapten apakah perjalanan Touring tetap diteruskan atau ditunda maupun di hentikan.

5.6 PESERTA TOURING

  • Mengetahui rute Touring, lama perjalanan dan tempat pemberhentian sementara.
  • Mengikui intruksi Vorijder dan sweaper, yang diberikan melalui isyarat Tangan, Kaki atau lingkungan sekitarnya yang dapat mengakibatkan terganggunya Touring.
  1. FORMASI DAN ISYARAT

6.1 FORMASI 1

  • Formasi 1 adalah berbaris 1 kebelakang, yaitu peserta Konvoi berbaris 1 dari mulai terdepa (Vorijder) sampai ke belakang (Sweaper)
  • Isyarat yang digunakan untuk Formasi ini diberikan olehVorijder dengan mengangkat satu jari telunjuk tangan.
  • Isyarat ini harus di ikuti oleh peserta Touring.

6.2 FORMASI 2

  • Formasi 2 adalah berbaris 2 kebelakang, yaitu dimana peserta berbaris masing –masing 2dari mulai barisan terdepan hingga ke belakang (Sweaper). Bila jumlah peserta ganjil, Sweaperatau petugas palingbelakang berada di tengah.
  • Isyara yang digunakan untuk Formasi ini diberikan olehVorijder dengan mengangkat dua jari tangan.
  • Isyarat ini harus di ikuti oleh peserta Touring.

6.3 ISYARAT DIMULAINYA TOURING

  • Mengancungkan ibu jari, berarti kondisi motor dan pengendara siap untuk memulai Touring.
  • Isyarat ini diawali oleh Vorijder, kemudian diikuti oleh seluruh peserta touring untuk menyatakandirinya siap memulai Touring.
  • Kondisi siap berangka adalah, perlengkapan pengendara telah selesai dipakai ( sarung tangan, helm, dll ) mesin motor telah hidup, lampu depan telah hidup, lampu Hazard atau lampu sign kanan telah menyala.
  • Kapten melakukan Inspeksi hingga kebelakang barisan untuk memastikan semua peserta telah memberikan tanda siap ( mengancungkan ibu jari )
  • Setelah memastikan peserta siap, jumlah peserta sesuai rencana, urutan peserta telah sesuai dan petugas Touring telah siap, makaKapten kembali keposisinya kemudian memberikan isyarat keberangkatan kepada Vorijderdengan tanda mengancungkan ibu jari tangan.
  • Vorijdermenyalakan Sirene atau Klakson sebagai tanda dimulainya Touring.

6.4 ISYARAT SELAMA TOURING

  • Angkat tangan tegak lurus dengan jari – jari tangan terlihat (tidak mengepal), isyarat ini untuk tanda bahwa kondisi kendaraan atau pengendara mengalami gangguan. Isyarat ini terus disampaikan atau diacungkan hingga Petugas Touring mendekat. Isyarat ini tidak perlu di ikuti oleh peserta touring lainnya.
  • Angkat tangan tegak lurus dan melambai – lambai perpisahan, isyarat ini untuk tanda bahwa pengendara tersebut meninggalkan barisan. Isyarat ini tidak perlu diikuti oleh peserta lainnya. Cukup mengklakson 1 kali.
  • Mengarahkan Tangan ke arah Kanan atau Kiri, adalah tanda bahwa Konvoi berbelok ke arah Kanan atau Kiri. Isyarat ini disampaikan olehVorijder, dan diikuti oleh peserta Touring
  • Mengangkat tangan dan mengayunkan ke arah depan, adalah tanda bahwa Konvoi bergerak lurus. Isyarat ini disampaikan olehVorijder, dan harus diikuti oleh semua peserta Touring.
  • Mengangkat telunjuk keatas dan memutar membentuk putaran, adalah tanda bahwa Konvoi berputar ( U – Turn ). Isyarat ini disampaikan olehVorijder, dan harus diikuti oleh peserta Touring.
  • Mengayunkan tangan ke arah bawah, adalah tanda unuk memperlambat kecepatan dan berhati – hati. Isyarat ini disampaikan olehVorijder, Safety Office sertaSweaper dan harus diikuti oleh peserta Touring.
  • Mengangkat tangan sambil mengepalkan jari tangan, adalah tanda untuk berhenti. Isyarat ini disampaikan oleh Vorijder, Safety Officer, Sweaper dan diikuti oleh semua peserta Touring.
  • Menurunkan tangan dan mengayunkan ke arah depan, adalah tanda agar mempercepat kendaraan. Isyarat ini disampaikan olehSweaper, dan tidak perlu diikuti oleh para peserta Touring.
  • Menurunkan Kaki Kiri atau Kanan, adalah isyarat adanya Hambatan atau Halangan di sisi Kiri atau di sisi Kanan. Seperti : Lubang, Jalan Rusak,Pembatas Jalan yang membahayakan dll. Isyarat ini diawali olehVorijder dan di ikuti oleh para peserta Touring.(Dilarang memberi tanda ke arah Pengguna jalan lain yang berada di jalur kanan lalu lintas )
  • Menurunkan kedua Kaki Kiri dan Kanan adalah isyarat adanya Hambatan atau Halangan. Seperti : Lubang, Jalan Rusak, Polisi Tidur, Perbatasan Jembatan, Rel Kereta Api, dll.
  • Mengangkat telunjuk dan menggerakkan seperti memotong leher, adalah tanda untuk para peserta mematikan mesin, tanda ini di sampaikan oleh Kapten dan di ikuti oleh peserta Touring.
  • Memberi Isyarat seperti menembak, adalah tanda agar Merapihkan Kendaraan,Isyarat ini disampaikan oleh Kapten.
  • Megancungkan jempol adalah isyaratpenghormatan, Isyarat ini diawali oleh Vorijder dan diikuti oleh semua peserta Touring.
  • Jika melewati kendaraan lain, seperti Mobil, Motor ataupun Pejalan Kaki, jangan sampai menyentuh, dan hanya memberi isyarat tangan menyuruh minggir, dan meberi tanda jempol untuk Penghormatan.
  • Tangan Kanan atau Kiri menunjuk ke arah Kuping, adalah tanda untuk mematikan Sirine atau Klakson.
  • Memberi Isyarat seperti menembak dan mengarah ke Bawah atau ke Tengki Motor, adalah tanda untuk mengisi BBM, Isyarat ini di lakukan oleh peserta Touring yang telah kehabisan BBM, dan tidak perlu diikuti peserta Touring. ( Jika salah satu anggota Touring melakukan isyarat ini, Sweaper harus mendekati Peserta tersebut, dan memberikan berita Ke Vorijder.)
  • PERHATIAN !!! Pemberian isyarat, harus memperhatikan keselamatan diri sendiri, peserta Touring atau Konvoi dan Pengguna Jalan Lainya, sehingga tidak terjadi kecelakaan dikarenakan usaha menyampaikan Isyrat.
Baca Juga :   Perlengkapan dan Peralatan Yang Wajib Ada di Mobil : Kotak P3K

NB: Prosedur ini telah lulus tahap uji, dan di wajibkan oleh para anggota untuk mematuhinya dan melaksanakannya. Setiap kelalaian para petugas, akan di pantau oleh Pesertadan melaporkan ke Petugas Kapten, dan di lanjutkan dengan disidang dalam rapat pengurus, bukan dari para Peserta. Kepada petugas Sweaper, jika anda tertinggal, mohon dengan sangat, jangan panik, dan berkonsentrasilah diperjalanan, karena berbahaya bagi keselamatan Anda dan Orang lain.PENTING !!! Keselamatan anda ada ditangan anda Sendiri, dan kesalamatan Peserta, ada pada cara anda membawa diri di Perjalanan. Salam Bikers….

Standard Operating Procedure SOP Safety Convoy dan Touring
Standard Operating Procedure SOP Safety Convoy dan Touring

 


About Author

2 thoughts on “Standard Operating Procedure SOP Safety Convoy dan Touring

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *